Setelah selama ini
tak pernah lagi diketahui persis keberadaannya, akhirnya gua tempat
dokter Belanda, Eugene Dubois, menemukan tengkorak manusia purba, di
Kecamatan Wajak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ditemukan kembali.
Gua ditemukan Trijono (41), guru
sejarah Madrasah Aliyah Negeri 1 Tulungagung, yang juga memimpin
lembaga Kajian Sejarah Sosial dan Budaya (KS2B). Trijono terbawa
nalurinya sebagai ilmuwan alumnus Jurusan Sejarah Fakultas Sastra
Universitas Udayana mencari-cari lokasi kerja Dubois hingga akhirnya
menemukannya.
manusia purba |
"Tentu saja lokasi ini
memerlukan sebuah pengujian lengkap dan menyeluruh dari para pakar
prasejarah untuk memastikan kebenarannya. Saat ini sebuah tim dari
Universitas Gajah Mada (UGM) sudah berencana akan melakukan ekspedisi ke
gua ini, selain ekspedisi ke lokasi purbakala lainnya di Tulungagung,
pada awal Mei 2012 untuk memastikannya," tutur Trijono.
Sumber informasi mengenai karya
Dubois ditulis oleh sejarawan Paul Strom dalam buku yang terbit tahun
1995, berjudul Scriptura Geologica, The Evolutionary Significance of The
Wajak Skull National Natuurhistorisch Museum, Geboren te's Gravenhage.
Melalui pembacaan buku itu, Trijono menelusuri lokasi ini bersama tim
K2SB yang dipimpinnya.
Menurut Trijono, selama ini
entah mengapa lokasi kerja Dubois ini tak dikenal lagi oleh masyarakat
ilmiah dan masyarakat Tulungagung. Hanya dua lokasi kerja Dubois yang
dikenal, yakni di Trinil dan Sangiran, yang kini sudah didirikan museum.
"Mengapa bisa dilupakan, dan malah tidak diketahui keberadaaannya, saya
tidak paham. Saya datang ke Tulungagung tahun 2004 karena diterima
bekerja sebagai guru sejarah di MAN 1. Sejak itu saya mencari-cari,
bukan hanya gua Homo wajakensis saja, namun juga semua situs sejarah
yang lain, termasuk sembilan situs sejarah Majapahit," ungkapnya.
Ada sejumlah tanda tanya, kata
Trijono, karena pada masa yang cukup dekat dengan masa sekarang itu,
Dubois mencatat bekerja di Wajak, bukan Tulungagung. Kini Wajak adalah
nama kecamatan. Itu sebabnya spesies manusia prasejarah itu dinamai
wajakensis. "Lalu pertanyaan saya, di mana Tulungagung masa 1889? Wajak
hanya berjarak 15 km dari Tulungagung. Mengapa tidak di namai
Tulungagungensis? Kami belum selesai menjawab soal itu," katanya.
Buku itu kemudian menuntut
Trijono hingga ke gua tempat Dubois menemukan tengkorak manusia purba.
Salah satu yang paling meyakinkan karena Trijono menemukan tugu pabrik
marmer zaman Belanda, yang disebut Dubois dalam laporannya, bahwa gua
manusia purba itu berada di depan tugu marmer itu. "Tugu itu saya
temukan, persis seperti penjelasan Dubois. Kalau masa sekarang tugu
marmer itu penanda lokasi, seperti kira-kira koordinat GPS," kata
Trijono.
Dubois adalah seorang dokter
militer Belanda di era tanam paksa (culturr stelsel ). Seperti ilmuwan
barat umumnya, Dubois gemar melakukan penelitian. Di lokasi-lokasi
kerjanya, Dubois mengisi waktu senggangnya setelah selesai bekerja
dengan mencari temuan-temuan purbakala, termasuk saat bekerja di Wajak,
Tulungagung.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga Pemkab Tulungagung Hendri Sugiarti menjelaskan, pihaknya
menyambut sangat baik temuan ini, dan kini malah sudah menyiapkan
pembuatan monumen di lokasi tersebut. Saat ini kami sedang hendak
menyambut kedatangan tim besar prasejarah dari Universitas Gajah Mada
yang hendak melakukan eksplorasi dan penelitian di bekas gua Dubois.
"Kami berharap akan bisa membuat museum dan menyiapkan sarana dan
prasarana untuk menjadikannya lokasi wisata ilmiah. Namun itu masih akan
dibahas oleh Pemkab," katanya.
sumber : http://www.lihatberita.com/2012/04/gua-manusia-purba-ditemukan-di.html
0 komentar:
Posting Komentar