Kanker payudara merupakan salah satu ancaman
besar bagi perempuan. Namun, kerap kali kehadiran kanker tersebut tak
diketahui sejak dini.
"Sekitar 60 persen penderita kanker
payudara datang dengan kanker stadium lanjut," ujar Sonar Sonny
Panigoro,Direktur Utama RS Kanker Dharmais, sekaligus dokter spesialis
bedah onkologi dalam acara peluncuran Kampenye Delapan (Deteksi
Berkala Payudara Anda) di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa,
(8/5/2012).
Padahal, semakin dini kanker ditemukan akan memperbesar peluang penderita untuk bebas dari kanker.Dokter
spesialis radiologi, Luqman Adji Saptogino, dari RS Pondok Indah,
menambahkan, guna memelihara kesehatan payudara, utamanya perempuan
disarankan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) secara
teratur, biasanya beberapa hari setelah menstruasi.
Namun kanker
payudara yang benjolannya masih di bawahsatu sentimeter biasanya belum
dapat teraba, sehingga sebaiknya dilakukan cek berkala menggunakan
beragam metode dan alat.
Berikut lima deteksi dini kanker
menggunakan metode dan peralatan yang banyak dikenal dan tersedia di
rumah sakit di Indonesia:
1. Uji Payudara Klinis (UPK).
Pemeriksaan
intensif oleh dokter profesional untuk mengidentifikasi abnormalitas
pada ukuran, bentuk, perubahan kulit atau puting payudara. Perempuan
berusia 20 30 tahunan disarankan untuk melakukan UPK setidaknya sekali
dalam tiga tahun.
2. Mamografi.
Proses scanning
dengan menggunakan sinar X-ray skala rendah untuk melihat bagian
dalam payudara, sehingga menghasilkan gambar hitam putih pada film yang
akan dibaca dan ditafsirkan oleh ahli radiologi. Perempuan berusia
diatas 40 tahun, disarankan untuk melakukan mamografi setiap tahun.
3. Breast Ultrasound.
Ultrasound
menggunakan gelombang suara untuk memindai payudara, yang kemudian
diproyeksikan ke layar komputer dalam gambar hitam putih. Sebelum
pemindaian, gel dioleskan di kulit payudara dan alat pemindai yang
disebut transducer digosokkan ke area payudara yang telah dioleskan gel.
Ultrasound
biasanya digunakan sebagai pendamping mamografi, terutama untuk
memindai payudara yang memiliki jaringan padat. Dengan mengkombinasikan
metode mamografi dan ultrasound tersebut, akurasi lebih tinggi, ujar
Luqman.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI
tidak menggunakan sinar x-ray melainkan menggunakan medan magnet dan
gelombang radio untuk menghasilkan pencitraan yang lebih detil. Pada
pemeriksaan MRI, pasien akan diberi suntikan gadolinium di daerah
lengan untuk mendapatkan detil jaringan payudara lebih jelas.
Perempuan
yang memiliki resiko tinggi dan diduga terkena kanker payudara
sebaiknya melakukan MRI, terutama apabila pada mammografi dan USG tidak
didapatkan kejelasan.
5. 3D Sonomammogram
Selain
beberapa metode diatas, terdapat metode pendeteksian dini kanker
payudara yang terbaru, yaitu 3D Sonomammogram alat pencitraan dengan
teknologi ultrasound 3D terbaru untuk memperoleh, menganalisis dan
melaporkan volume anatomi payudara secara rinci.
Alat ini mampu
memberikan hasil berupa gambar payudara lengkap secara tiga dimensi dan
komprehensif dengan uji yang dilakuk an dalam waktu relatif singkat
sekitar 15 menit.
"Pencitraan yang dihasilkan mencakup sel uruh
anatomi koronal payudara yang sebelumnya tidak dapat diberikan oleh
metode ultrasonografi konvensional," kata Rahmi Alfiah Nur Alam, dokter
spesialis radiologi.
Dengan demikian, teknologi itu memberikan gambaran yang lebih lengkap atas anatomi dan arsitektur jaringan payudara.
(Sumber)
1 komentar:
postingan yang bagus,,,
Posting Komentar